SEALAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Kamis, 15 Juni 2017

Sistem pembinaan SDM di kawan lama group & Strategi berkarir, Public Speaking, dan Analisa kasus kepemimpian


1. Pendahuluan

Sistem pembinaan SDM di kawan lama group & Strategi berkarir

Kawan Lama Group

Sejarah :
                Kawan lama grup didirikan pada tahun 1955, saat itu hanya memiliki tempat yang ukurannya 3 x 3 m2 . kemudian seiring berjalannya waktu kawan lama memiliki 2 ruko pada tahun 1985. Sampai pada puncak pencapaian kesuksesan yaitu tahun 1995 kawan lama berkembang dengan pesat sehingga pada tahun tersebut membangun gedung head office di Puri Kencana, Jakarta Barat. dan walaupun pada tahun 1998 terjadi masalah yang krisis tidak menjadikan kawan lama berhenti disitu saja. Sekarang kawan lama memiliki 486 gerai dan cabang di 34 Kota pada 22 Provinsi di Indonesia.
Kawan lama pun memiliki beberapa cabang dengan banyak nama yaitu seperti : Krisbow, Ace Hardware, Informa, Toys kingdom, 328, Chatime, Whiteborn, Pendopo, dll.

Budaya Perusahaan Kawan Lama Group :

















Strategi Berkarir :



3 Diamond
Intan no Instan
Seperti intan yang membutuhkan banyak sekali proses untuk menjadi indah

D1 : Difference

Jadilah pribadi yang berbeda untuk pribadi yang unggul

Harus berani menjadi orang yang berbeda menunjukan bahwa dengan kemampuan yang kita miliki akan membuat kualitas hidup menjadi lebih unggul, tidak hanya untuk menjadi orang biasa, tapi berfikirlah untuk menjadi orang yang luar biasa, karena jika hanya menjadi orang biasa akan binasa.

Perhebat diri dengan terus belajar untuk mencapai tujuan disertai dengan latihan yang rutin dan dievaluasi untuk diperbaiki sehingga menjadi pribadi yang hebat.

Public speaking harus diasah karena dengan penguasaan public speaking akan lebih mudah menarik orang lain untuk mengecap bahwa kita memiliki kualitas yang lebih bagus

Sistematika berfikir yang harus terancang dan terstruktur agar menghasilkan hal yang lebih bermutu ( In -> Process -> Out)

Kuasai Bisnis agar tidak terpedaya oleh dunia yang semakin bersaing agar tidak kalah dengan para pesaing yang akan menjadi penghambat kita.

D2 : Dream Big

Berani untu bermimpi besar, selama mimpi itu gratis bermimpilah sebesar besarnya dan jadikan mimpi besar mu itu sebagai dasar dari kegiatan kita dan jalan kesuksesan kita

Harus mengetahui kemampuan kita, jangan merasa kita lemah alaupun memiliki banyak keterbatasan, yakinlah dalam keterbatasan akan ada potensi yang keluar secara maksimal.

D3 : Dear to fight for Dreams

Harus tangguh untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, yakin dengan diri dan percaya bahwa kegiatan apapun yang kita lakukan tidak akan selamanya berjalan secara mulus, maka tetaplah asah kegiatan yang akan membuat kita berjalan terus dengan keadaan yang mulus.

Public Speaking

Public speaking adalah Seni Menyihir orang lain yaitu bagaimana caranya kita membawa audience untuk terbawa kepada kendali kita, bagaimana audience terpaku dan ikut terbawa arus dengan apa yang kita lakukan.

Mengapa kita ada didepan umum?

- Dipercaya : karena kita dipercaya untuk berbicara dan menyampaikan kepada audience.

- Punya Konten : tidak mungkin kita ada didepan umum kalau dengan kekosongan, kita ada didepan karena kita punya content untuk disampaikan dan dinilai berharga oleh audience.

- Penampilan : dengan penampilan yang baik secara spontan kita akan selalu ditunjuk untuk menjadi peran yang penting didepan.

Bagaimana cara menyampaikan yang baik dan mudah diterima audience?

- Menjadi pribadi yang menarik, tidak terlihat seperti orang yang kebingungan dan datar.
- Vokal harus diolah agar sedap didengar
- Intonasi yang perlu dikendalikan guna untuk menguasai emosi dan membawa audience ke suasana yang di bawa oleh kita
- Fostur Tubuhdengan gerakan gerakan bermakna yang mampu memberikan bantuan terhadap apa yang kita katakana sehingga membantu memudahkan audience memahaminya.
- Kontak mata yang dilemparkan kepada audience sehingga perkataan akan mudah tersampaikan dengan kontak mata tersebut
- Jeda bicara harus di kendalikan, jangan terlalu terburu buru dan jangan terlalu lambat serta jangan berbelit belit, agar menghindari perasaan membosankan pada audience
- Smile voice yaitu perkataan yang dibumbui oleh senyuman
- Konten yang akan kita miliki harus bisa tersampaikan dengan sistematis, hajar sikat dan percaya diri
- Membuat point- point guna untuk mengetahui tujuan.


2. Kasus

Perusahaan Bangkrut, Bos Kabur Diam-diam, Nasib Ratusan Karyawan PT Luxindo Nusantara Tidak Jelas

Semarang – PT Luxindo Nusantara di kawasan Pelabuhan Tanjungmas Semarang menelantarkan 250 orang karyawannya. Pemilik perusahaan yang merupakan warga Prancis diam-diam pulang ke negaranya karena perusahaannya bangkrut.
Para karyawan itu mendatangi Komisi D DPRD Kota Semarang, Rabu (11/1), mengadukan nasibnya. Setelah audiensi sebentar langsung menuju ke lokasi perusahaan. Tapi kondisi perusahaan sepi hanya ditemui oleh petugas satpam.

Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT Luxindo Nusantara, Agung Supriyanto mengatakan, awalnya bulan Agustus seluruh pekerja dirumahkan. Sempat diminta masuk lagi, kemudian dirumahkan lagi. Sampai sekarang, hingga batas waktu yang tidak jelas.

‘’Agustus sampai Oktober gaji kami masih dibayar, November hanya dibayar 80 persen. Tapi Desember sudah tidak digaji sampai sekarang,’’ katanya.

Kondisi itu membuat para pekerja khawatir. Apakah mau dipekerjakan lagi atau di PHK. Mereka siap jika dipekerjakan lagi. Namun jika di PHK minta hak-haknya dibayarkan semua oleh manajemen perusahaan.

‘’Beberapa bulan perusahaan cabang ini memang sepi order. Pusatnya di Perancis malah sudah terjadi PHK. Karenanya kami khawatir tidak mendapat hak-hak kami, karena owner lepas begitu saja,’’ kata Agung.

Proses pailit perusahaan produsen kacamata ini juga sedang dilakukan. Kurator sudah nilai menghitung asetnya. Penghitungan oleh kurator ini juga disayangkan pekerja karena tidak menghitung pesangon yang seharusnya ikut dihitung.

Wakil Ketua Komisi D Anang Budi Utomo mengatakan, masalah ini sudah dilaporkan pekerja sejak 29 November 2016. Tapi beberapa kali dipanggil manajemen perusahaan tidak datang. Karena itu pihaknya yang mendatangi.

Selain tidak membayar gaji, perusahaan diketahui sudah tidak membayarkan iuran BPJS Ketenagakerjaan para pekerja. Karena itu pekerja mau mencarikan dana Jaminan Hari Tua (JHT). Tapi tidak bisa karena pihak BPJS menyatakan salah satu syaratnya harus ada surat bukti penguduran diri dari perusahaan.

Padahal kalau mengundurkan diri hak-hak pekerja secara normatif akan hilang. Karena pihaknya akan berkoordinasi dengan BPJS. Upaya lainnya, pihaknya akan meminta PT Lami Citra sebagai pengelola kawasan agar menahan asset perusahaan.

‘’Jadi PT Luxindo ini sewa tempat ke PT Lami Citra. Nah kami minta jangan dibiarkan dulu aset-aset di dalam perusahaan PT Luxindo dikeluarkan sebelum persoalan dengan pekerja beres,’’ katanya.

Karena pemiliknya merupakan warga asing, pihaknya pun juga akan berkoordinasi dengan BKPM. Jika ada jaminan perusahaan yang diberikan pada BKPM diharapkan agar bisa untuk membayar hak-hak para pekerja. ‘’Masa karena sudah tidak untung, terus pergi begitu saja,’’ katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang Iwan Budi Setiawan mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali memfasilitasi masalah ini. Dan memberikan anjuran agar perusahaan memberikan pesangon. Perusahaan sudah mengajukan pailit sejak 27 Desember 2016.



3. Analisis

              Dari kasus diatas kita bisa melihat sistem kepemimpinan yang sangat buruk, dimana dalam hal pertanggungjawaban dari seorang pemimpin sangat buruk, dengan enaknya pemimpin perusahaan tersebut melarikan diri dan pulang ke negaranya dengan membawa kekecewaan dari karyawan. Sehingga membuat para karyawan kebingungan apa yang harus mereka lakukan sementara gaji dari bulan November tidak ada.

              Tipe Kepemimpinan yang ada dalam perusahaan PT Luxindo Nusantara adalah Kepemimpinan Transaksional . Menurut Bass(1990) dan Hughes, et al, (2002) imbalan akan mempengaruhi motivasi bawahan dan selanjutnya akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan bawahan. Dalam hal ini pemimpin perusahaan ini bertindak menjadi seorang pemimpin transaksional yang buruk karena tidak dapat memberi imbalan yang seharusnya sehingga mengakibatkan kinerja dan kepuasan pekerja tidak baik.

             Meningkatkan efektiftas kepemimpinan seseorang adalah dengan melihat kemampuan seseorang dalam membangun tim, memberi pengaruh positif, sehingga mendapatkan hasil dari orang lain (Hughes, dkk,. 2012) dalam kasus ini pemimpin malah menghancurkan tim, memberi pengaruh negative dan mengakibatkan hasil yang buruk sehingga menyebabkan kebangkrutan.

              Vroom sebagaimana dikutip oleh Ahmad, M.A. Roshidi (1999) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orientasi yang efektif seseorang pegawai terhadap peranan mereka pada jabatan yang dipegangnya saat ini. Sikap yang positif terhadap pekerjaan secara konsepsi dapat dinyatakan sebagai kepuasan kerja dan sikap negatif terhadap pekerjaan sama dengan ketidakpuasan.
tapi karyawan PT Luxindi menyatakan sikap yang negatif terhadap perusahaan akibat kepemimpinan yang tidak bertanggung jawab.

4. Kesimpulan

                 Berdasarkan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang buruk akan berdampak buruk juga terhadap masa depan perusahaan, Kurangnya tanggung jawab dalam memimpin membuat hilangnya reputasi perusahaan. Seharusnya kegagalan yang terjadi tidak menjadikan pemimpin untuk menyerah dan meninggalkan tanggung jawab. Seorang pemimpin harusnya dapat mempengaruhi dan memotivasi para pekerja untuk bersama menyelesaikan masalah yang terjadi bukannya malah mencari aman dengan melarikan diri.
                Pemimpin yang baik harus mampu memberikan kepuasan kerja kepada pekerjanya. Kepuasan kerja adalah suasana psikologis tentang perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka (Davis, Keith, 1985). Sementara itu Porter dan Lawler dalam Bavendam, J. (2000) menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan bangunan unidimensional, dimana seseorang memiliki kepuasan umum atau ketidakpuasan dengan pekerjaannya.



Referensi :

Munandar, A.S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Salemba Humanika.

Hughes, R.L., Ginnett, R.C., Curphy, G.J. (2012). Ladership memperkaya Pelajaran dari Pengalaman. Jakarta : Salemba Humanika.

Ruvendi, R. (2005). Imbalan dan gaya kepemimpinan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan di balai besar industri hasil pertanian bogor. Jurnal Ilmiah Binaniaga, 1(1)

Semarangpedia.com : https://semarangpedia.com/ratusan-pekerja-luxindo-nusantara-adukan-nasibnya-kepada-dprd-kota-semarang/