SEALAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Minggu, 11 Oktober 2015

Fungsionalisme Psikologi

1.     Pengertian Fungsionalisme
Fungsionalisme adalah alairan psikologi yang memandang manusia harus dipandang secara menyeluruh. Apa yang dilakukan oleh manusia adalah sebagai aksi yang kompleks dan merupakan manifestasi dari jiwa dan mempunyai maksud tertentu bukan hanya disebabkan oleh sesuatu hal. Fungsionalisme memandang bahwa fikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis.

2.  Ciri Fungsionalisme
Ø  Lebih menekankan pada fungsi mental daripada elemen-elemen mental.
Ø  Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi biologis Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting.
Ø  Fungsionalisme juga sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
Ø  Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respon adalah suatu kesatuan.
Ø  Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari biologi. Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu pemahaman terhdap fungsi mental.
Ø  Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia. Meskipun sebagian besar riset di Uni. Chicago (pusat berkembangnya aliran fungsionalisme) menggunakan metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidak berpegang pada satu metode inti. Metode yang digunakan sangat tergantung dari.

 3.   Tokoh-tokoh Fungsionalisme
 a.   John Dewey (1859-1952)
 - Latar belakangnya adalah seorang guru dan mendapat gelar PH.D dalam bidang filsafat. Ia kemudian mengajar di University of Chicago dan ikut dalam perkembangan fungsionalisme di Chicago. Tahun 1904 pindah ke Columbia University dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya.
- Pandangan utamanya bahwa sebuah aksi psikologis adlaah suatu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipecah ke dalam bagian-bagian atau elemen (seperti yang dilakukan oleh strukturalisme). Maka setiap psychological events tidak bisa dipandang sebagai konstruk-konstruk abstrak. Akan lebih bermanfaat apabila difokuskan pada fungsi psy. Events tersebut, yaitu dalam konteksnya sebagai adaptasi manusia. Contoh : anak yang mengulurkan jarinya sebagai respon adanya api dan terbakar.

 b.   James Rowland Angell (1867-1949)
1-james-rowland-angell-granger.jpg

- Berasal dari keluarga terpelajar, ayah dan kakeknya pernah menjabat sebagai rektor dari universitas besar di AS. Ia memperoleh gelar M.A. dari Harvard dan menjadi murid William James di sana. Sepanjang karirnya ia tidak pernah mendapat gelar Ph.D namun memperoleh 23 gelar doktor honoris causa. Ia menjabat kepala departemen psikologi dan pernah menjabat sebagai presiden dari APA.
 Angell adalah seorang yang kritikal terhadap strukturalisme. Pada masa keaktifannya, aliran fungsionalisme sedang berkembang dan berjuang untuk memperoleh tempat yang mapan dalam khasanah dunia ilmu sehingga juga memunculkan banyak kritik terhadap aliran strukturalisme yang sudah lebih dlu mapan. Baginya, psychological entity tidak ada yang dapat dipisah-pisah seperti sel dalam ilmu biologi. Psychological entity adalah sebuah kompleks yang kita kenal sebagai persepsi. Hal ini jelas tidak sejalan dengan strukturalisme.
- Functional psychology adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan mind and body.

c.   Harvey A. Carr (1873-1954)
Carr menggantikan Angell sebagai Kepala Departemen Psikologi di Chicago setelah menerima gelar Ph.Dnya. Pada masa ini fungsionalisme sudah menjadi aliran yang mapan dan tidak terlalu bersaing lagi dengan strukturalisme
- Bagi Carr, aspek penting dari psikologi adalah perilaku adaptif manusia. Ia menjelaskan berbagai fungsi mental manusia (perception, learning, emotion dan thinking )dengan kerangka berpikir perilaku adaptif manusia.

 4.  Metode-metode dalam Fungsionalisme

Aliran ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan hanya mempelajari struktural. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi tingkah laku dan instropeksi .
1.      Metode observasi tingkah laku terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a.       Metode Fisiologis
Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi, mempelajari perilaku yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem sarafnya.
b.      Metode Variasi Kondisi
Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi danfisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
2.      Metode Instrospeksi
Stimulus berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagian sekaligus sehingga jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat subjektif sehingga sulit di sistematikan dan sulit dikuantitatifkan.


5. Dalam buku A BEGINNERS GUIDE TO THE MCMI III

Millon (1997, p. 18) posed the question, “In what domains should personality disorders be ascribed and therefore assessed?” His evolutionary theory stresses the overall multioperational construct embodied
in one’s personality. He systematically integrates functional processes
and structural attributes across data levels (behavioral, phenomenological intrapsychic, and biophysical) that diagnostic criteria represent.
Eight functional and structural domains of the personality have been
formulated, embracing all relevant domains of the ecosystem. In developing an 8 × 14 functional/structural domain (Table 1-4) to describe
criteria of the personality disorders, Millon fully captures the essence
of each personality style and also allows for comparison and contrast
of all personality disorders across each domain.
The functional domain represents how an individual relates to
others behaviorally and interpersonally, the characteristic nature of
thought processing, and defense mechanisms used. The structural domain includes the individual’s perception of self, internalized representations of significant others, organization of the personality system, and
how the individual displays emotion. Millon (1997, p. 19) added,
“Each domain is a legitimate, but highly contextualized part of a single
integrated whole, one that is absolutely necessary if the functionalstructural integrity of the organism is to be maintained.” Millon’s expression of personality disorders across functional and structural domains (Table 1-4) provides critical points of reference for a cohesive
understanding of the clinical personality patterns and severe personality pathology.


Kamis, 01 Oktober 2015

Mengenali metode belajar dalam diri sendiri.


                Dalam diri terdapat ciri khas yang mendasari bagaimana cara yang efektif untuk mudah memahami sebuah pelajaran. “Kenapa saya sulit untuk memahami sebuah pembelajaran? Apa karena saya kurang pintar?” Mungkin ada sebagian yang bertanya demikian, dan jawaban yang paling tepat adalah “karena anda salah dalam tindakan untuk memahami pembelajaran!”
                Mari kita bahas metode tersebut. Ada 3 tipikal metode pembelajaran dalam diri, namun tidak semua terdapat dalam diri anda.
1.       Visual
            Yaitu gaya belajar dengan kemampuan melihat. metode ini yang sangat mudah untuk anda menemukan pemahaman anda ketika belajar, hanya dengan melihatnya anda dengan mudah dapat memahaminya.
Cara mengenalinya : apabila anda suka membaca buku, dan dalam sekali baca anda langsung dapat memahami dari isi bacaan itu. Dan apabila anda butuh pengulangan pembacaan maka anda bukanlah tipikal Visual.

2.       Audiotori
            Yaitu gaya belajar dengan kemampuan mendengarkan. metode yang satu ini cara yang membutuhkan alat atau seseorang yang memberikan materi lewat pembicaraan, dan ketika anda malas mencatat anda cukup mendengarkan saja maka anda akan dengan mudah memahami apa maksud dari yang dibicarakan.
Cara mengenalinya : dengarkan lah lagu baru yang belum pernah anda dengar sebelumnya. Dan kemudian silahkan dengarkan sambil melakukan aktivitas. Apabila anda mampu memahaminya maka anda termasuk kedalam tipikal audiotori.

3.       Kognitif
            Yaitu gaya belajar dengan kemampuan melakukan atau langsung praktek. metode yang satu ini harus memerlukan bantuan dari beberapa alat yang bisa anda gunakan, kognitif tidak unggul dibidang pembelajaran tapi jauh lebih unggul dibidang pekerjaan.
Cara mengenalinya : cobalah anda mengemudikan motor atau mobil ke jalan yang belum pernah anda lewati sebelumnya. Apabila dalam sekali lewat anda langsung hafal maka anda termasuk tipikal kognitif, namun apabila anda perlu lebih dari sekali maka anda tidak memiliki tipikal kognitif.

Dari metode diatas anda bisa mencobanya, dan tidak hanya satu tipikal yang ada pada diri anda, mungkin dua tipikal atau bisa semuanya. Semoga bermanfaat ya dan anda dapat menemukan jawaban pembelajaran yang mudah. Amiiin J
Terima kasih


Info lanjut dikoment aja ya :D