1.
Pengertian Fungsionalisme
Fungsionalisme
adalah alairan psikologi yang memandang manusia harus dipandang secara
menyeluruh. Apa yang dilakukan oleh manusia adalah sebagai aksi yang kompleks
dan merupakan manifestasi dari jiwa dan mempunyai maksud tertentu bukan hanya
disebabkan oleh sesuatu hal. Fungsionalisme memandang bahwa fikiran, proses
mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis.
2. Ciri Fungsionalisme
Ø Lebih menekankan pada fungsi mental daripada
elemen-elemen mental.
Ø Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi
terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi biologis Darwin. Kemampuan individu
untuk berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya dengan lingkungan adalah
sesuatu yang terpenting.
Ø Fungsionalisme juga sangat memandang penting
aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu sendiri bagi berbagai bidang dan
kelompok manusia.
Ø Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari
aktivitas fisik, maka stimulus dan respon adalah suatu kesatuan.
Ø Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan
merupakan cabang yang berkembang dari biologi. Maka pemahaman tentang anatomi
dan fungsi fisiologis akan sangat membantu pemahaman terhdap fungsi mental.
Ø Menerima berbagai metode dalam mempelajari
aktivitas mental manusia. Meskipun sebagian besar riset di Uni. Chicago (pusat
berkembangnya aliran fungsionalisme) menggunakan metode eksperimen, pada
dasarnya aliran fungsionalisme tidak berpegang pada satu metode inti. Metode
yang digunakan sangat tergantung dari.
3. Tokoh-tokoh
Fungsionalisme
a. John Dewey (1859-1952)
- Latar belakangnya adalah seorang guru dan
mendapat gelar PH.D dalam bidang filsafat. Ia kemudian mengajar di University
of Chicago dan ikut dalam perkembangan fungsionalisme di Chicago. Tahun 1904
pindah ke Columbia University dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya.
- Pandangan utamanya bahwa sebuah aksi
psikologis adlaah suatu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipecah ke dalam
bagian-bagian atau elemen (seperti yang dilakukan oleh strukturalisme). Maka
setiap psychological events tidak bisa dipandang sebagai konstruk-konstruk
abstrak. Akan lebih bermanfaat apabila difokuskan pada fungsi psy. Events
tersebut, yaitu dalam konteksnya sebagai adaptasi manusia. Contoh : anak yang
mengulurkan jarinya sebagai respon adanya api dan terbakar.
b. James
Rowland Angell (1867-1949)
- Berasal dari keluarga terpelajar, ayah dan
kakeknya pernah menjabat sebagai rektor dari universitas besar di AS. Ia
memperoleh gelar M.A. dari Harvard dan menjadi murid William James di sana.
Sepanjang karirnya ia tidak pernah mendapat gelar Ph.D namun memperoleh 23
gelar doktor honoris causa. Ia menjabat kepala departemen psikologi dan pernah
menjabat sebagai presiden dari APA.
- Angell adalah seorang yang kritikal terhadap
strukturalisme. Pada masa keaktifannya, aliran fungsionalisme sedang berkembang
dan berjuang untuk memperoleh tempat yang mapan dalam khasanah dunia ilmu
sehingga juga memunculkan banyak kritik terhadap aliran strukturalisme yang
sudah lebih dlu mapan. Baginya, psychological entity tidak ada yang dapat
dipisah-pisah seperti sel dalam ilmu biologi. Psychological entity adalah
sebuah kompleks yang kita kenal sebagai persepsi. Hal ini jelas tidak sejalan
dengan strukturalisme.
- Functional psychology adalah sebuah studi
tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani
antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada
totalitas dalam hubungan mind and body.
c. Harvey
A. Carr (1873-1954)
- Carr menggantikan Angell sebagai Kepala
Departemen Psikologi di Chicago setelah menerima gelar Ph.Dnya. Pada masa ini
fungsionalisme sudah menjadi aliran yang mapan dan tidak terlalu bersaing lagi
dengan strukturalisme
- Bagi Carr, aspek penting dari psikologi adalah
perilaku adaptif manusia. Ia menjelaskan berbagai fungsi mental manusia
(perception, learning, emotion dan thinking )dengan kerangka berpikir perilaku
adaptif manusia.
4. Metode-metode dalam Fungsionalisme
Aliran ini mempelajari
fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan hanya mempelajari struktural.
Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi
tingkah laku dan instropeksi .
1. Metode
observasi tingkah laku terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Metode
Fisiologis
Menguraikan
tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal.
Jadi, mempelajari perilaku yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem
sarafnya.
b. Metode
Variasi Kondisi
Tidak
semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi danfisiologi,
karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang
merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
2. Metode
Instrospeksi
Stimulus
berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagian sekaligus
sehingga jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat subjektif
sehingga sulit di sistematikan dan sulit dikuantitatifkan.
5. Dalam buku A BEGINNERS GUIDE TO THE
MCMI III
Millon
(1997, p. 18) posed the question, “In what domains should personality disorders be ascribed and therefore assessed?” His evolutionary theory stresses the overall multioperational construct embodied
and structural attributes across data levels (behavioral, phenomenological intrapsychic, and biophysical) that diagnostic criteria represent.
Eight functional and structural domains of the personality have been
formulated, embracing all relevant domains of the ecosystem. In developing an 8 × 14 functional/structural domain (Table 1-4) to describe
criteria of the personality disorders, Millon fully captures the essence
of each personality style and also allows for comparison and contrast
of all personality disorders across each domain.
The functional domain represents how an individual relates to
others behaviorally and interpersonally, the characteristic nature of
thought processing, and defense mechanisms used. The structural domain includes the individual’s perception of self, internalized representations of significant others, organization of the personality system, and
how the individual displays emotion. Millon (1997, p. 19) added,
“Each domain is a legitimate, but highly contextualized part of a single
integrated whole, one that is absolutely necessary if the functionalstructural integrity of the organism is to be maintained.” Millon’s expression of personality disorders across functional and structural domains (Table 1-4) provides critical points of reference for a cohesive
understanding of the clinical personality patterns and severe personality pathology.